Rabu, 30 Januari 2013

Macro Photography

Macro photography is the art of taking close-up pictures that reveal details which can’t be seen with the naked eye.



For example, while we can see the fly on the wall, our eyes aren’t equipped to make out the fine details of the hairs on it’s face. 


This is where macro photography comes in.


It gives us a glimpse into the world of the very small, which goes largely unnoticed by us as we hurriedly shuffle through our day.


A round-up of some truly revealing and inspiring macro photographs which are sure to have you marveling at the world around you.


Compared to other types of photography, macro photography is quite difficult, because of the nifty equipment, lightning and other techniques involved. 


However, in the end it comes down to what kind of pictures you want to take and what level of precision you are striving for.


In this inspirational showcase, we’ve collected some beautiful macro pictures, as well as some useful macro photography tutorials – for people at all levels of experience.


Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop.


Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya.



Sebagai contoh, pada film 35 mm, lensa harus dapat fokus pada area sekecil 24×36 mm, yaitu ukuran gambar pada film.



Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. 



Namun sayang, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, anda dapat menggunakan alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up.



 Berikut adalah cara cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.



Cara pertama adalah dengan Filter close up.Filter close up adalah filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) yang fungsinya seperti kaca pembesar yhang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan.



Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa juga sudah bisa digunakan untuk foto makro.



Cara kedua adalah menggunakan reverse ring. Sebenarnya cara kerjanya reverse ring ini sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro.



Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang funsingnya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.



Cara ketiga adalah dengan makro extention tube. Extention tube ini berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa.



Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.



Gunakanlah Aperture Sempit
Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, gunakanlah aperture sempit (f/8 keatas) untuk memperluas ruang tajam yang didapat.



Cobalah untuk tidak menggunakan ISO tinggi
Jika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang wah, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.



Pastikan kamera tidak shake/goyang
DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.



Gunakan bantuan cahaya lampu flash
Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun saya jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit – ISO rendah – speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika anda tidak memiliki external flash, anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.



Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus
Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.



Fotografi Makro adalah salah satu gaya yang unik dalam proses foto, yang membutuhkan teknik khusus untuk menangkap apa yang kita inginkan baik itu komposisi pencahayaan, fokus, dan komposisi yang semuanya berbeda dibandingkan foto biasa.



Bermain makro hampir berarti bahwa kita akan selalu menghasilkan latar belakang yang blur (buram), ada parameter jarak hyperfocal yang jauh lebih dramatis pada proses ini, jadi meskipun tidak ada jarak fisik antara latar belakang dan subjek utama, mau tidak mau akan tetap akan dikeluarkan dari fokus.



Namun meskipun begitu, kita masih perlu mempertimbangkan latar belakang, jumlah bokeh dan bentuk latar belakang tetap akan membuat perbedaan besar.



Bila memotret dengan lensa makro, biasanya cukup sulit menggunakan autofocus karena dengan auto focus kamera akan melihat beberapa objek yang sering kali jatuh pada fokus yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. 



Kita hanya memiliki rentang yang sangat kecil dan autofocus mungkin tidak akan berfungsi dengan benar.



Auto fokus pada skala makro sangat halus, itulah sebabnya mengapa fokus manual lebih sering digunakan.



Masalah besar dengan fotografi makro adalah lingkungan yang sangat rendah cahaya, misalnya ketika kita ingin menembak pusat bunga dalam daun cukup sulit dilakukan karena tertutup dengan daun-daun di sekitar. 



ita memerlukan cahaya tambahan. Namun bila flash dengan arah langsung, cahaya jadi sangat berlebih. solusinya kita bisa membiaskan flash ke media lain atau gunakan sumber penerangan lain.



 Lampu cincin makro saat ini sudah secara luas digunakan dan sangat membantu dengan pencahayaan bagi ojek foto.



Cincin cahaya lembut dapat ditambahkan di sekitar lensa yang akan membantu menerangi foreground secara langsung.



Lampu cincin bisa melempar cahaya persis di mana kita membutuhkannya.


Jika memotret di luar ruangan, dapat menjadikan pertimbangan untuk menggunakan reflektor sinar matahari langsung ke objek. 



Hal ini dapat bertindak sebagai lampu pengganti. Pencahayaan menjadi sangat natural dan ringan.



Lensa makro biasanya juga di sebut lensa fix,artinya lensa itu tidak dapat zoom in atau zoom out.Dan beberapa orang juga menanyakan "Apakah mengunakan lensa fix sepperti 35mm, 50mm dan 85mm berbukaan besar (f/1.4 atau f/1.8) hasil fotonya akan selalu menyebabkan latar belakangnya blur?".



Jawabannya adalah tidak benar, karena bukaan lensa tersebut bisa kita kecilkan ke f/8 atau lebih kecil lagi. Akibatnya ruang tajam akan luas sehingga foto akan tajam dari ujung ke ujung.Kebanyakan pemula mengunakan bukaan yang besar-besar seperti f/1.8 di setiap jepretan. Masalahnya, tidak semua foto optimal dengan setting bukaan f/1.8.



Ada beberapa tips untuk memilih lensa makro
Memilih lensa makro/mikro memang agak rumit karena banyak pilihan lensa, dari yang 2 jutaan sampai 15 jutaan. 




Apa saja yang kita butuhkan untuk memperoleh lensa makro yang sesuai dengan kebutuhan dan kantong kita? Supaya tidak menyesal karena memilih lensa makro yang kurang tepat, maka sebaiknya kita memperhatikan beberapa fitur lensa makro dibawah ini:



1. Berapa perbesarannya ? Cari informasi tentang lensanya, apakah magnification-nya 1:1 atau 1:2 atau 1:3.5 Yang terbaik adalah perbesaran 1:1 yang artinya kita bisa fokus sangat dekat dengan subjeknya dan ukuran subjek sama dengan ukuran sensor kamera atau film. Kalau kita foto sebuah penggaris, 1 cm di penggaris akan sama dengan 1 cm yang ditangkap di sensor kamera. Lensa makro yang 1:1 biasanya lensa yang tidak bisa zoom.



2. Lensa makro buat fullframe atau bukan? Sebagian besar lensa makro didesain untuk kamera DSLR biasa dengan kamera DSLR bersensor full frame. Lensa untuk kamera fullframe memiliki diameter lebih besar, jadinya lebih mahal.



Belakangan ini ada lensa yang khusus untuk kamera DSLR bersensor lebih kecil dari full frame, maka itu, lensa makro berjenis ini lebih murah dan ringan. Contohnya adalah lensa Nikon DX 40mm f/2.8 micro, Canon EF-S 60mm f/2.8 macro.



3. Berapa jarak fokal lensanya Semakin tele, atau jauh jangkauannya, otomatis lensa akan lebih mahal. Lensa yang jangkauannya jauh, seperti 100-200m, dibutuhkan di luar ruangan untuk foto serangga, atau benda bergerak lainnya. Lensa yang jangkauannya pendek seperti 60mm, cocok untuk indoor seperti fotografi makanan
 atau still life.



4. Kecepatan auto fokus Sebagian besar lensa makro memiliki kinerja auto fokus yang lambat karena desain rentang fokus yang lebar.Ada beberapa lensa makro yang memiliki kecepatan auto fokus cukup tinggi yaitu lensa Canon yang memiliki motor USM.



Setiap lensa makro juga biasanya memiliki focus limit switch, yang artinya kita bisa membatasi rentang fokus sehingga mempercepat kecepatan auto fokus.



Kecepatan auto fokus sebenarnya tidak begitu penting bagi fotografer yang menyukai close-up fotografi, tapi untuk fotografer yang juga memotret jenis fotografi aksi dan olahraga, lensa makro yang memiliki auto fokus cepat lebih efektif untuk dipakai.


5. Peredam getar Tidak banyak lensa Makro yang memiliki fungsi peredam getar, dan yang memiliki fitur ini biasanya harganya relatif mahal, diantaranya adalah Canon 100mm L f/2.8 IS USM, Nikon 105mm f/2.8 VR dan Sigma 150mm f/2.8 OS HSM. Peredam getar ini membantu mencegah getaran tangan kita mempengaruhi hasil foto. Meski sangat membantu terutama jika kita memotret di kondisi lapangan yang sulit, sebagian besar fotografer mengunakan tripod untuk hasil maksimal.


6. Tahan debu dan air Jika sering memotret di kondisi cuaca yang kurang bersahabat, maka lensa makro yang memiliki fitur tahan debu dan air patut di pertimbangkan. Contohnya, lensa seri L Canon biasanya tahan debu dan air.


7. Lensa makro yang bisa zoom? Ada beberapa lensa zoom, terutama telefoto yang memiliki fitur makro. Biasanya perbesarannya hanya sekitar 1:3 sampai 1:5 dan kualitas foto yang dihasilkan tidak begitu detail dan tajam jika dibandingkan dengan lensa khusus makro. Tapi harganya jauh lebih murah dan bisa berfungsi ganda sehingga menarik perhatian banyak orang.


8. Bukaan maksimal Bukaan maksimal lensa makro biasanya relatif besar yaitu f/2.8, dan ada juga yang f/2. 



Bukan maksimal tidak begitu penting di lensa makro, karena biasanya fotografer close-up memilih bukaan yang cukup besar supaya subjek fotonya tajam dari sisi ke sisi. Meskipun ditulis f/2.8, lensa makro jika semakin dekat dengan subjek foto, semakin kecil bukaan maksimumnya. Misalnya jika jarak kita ke subjek 1 m, maka bukaan maksimum yang bisa kita bisa pilih adalah f/2.8, tapi jika kita hanya berada 10 cm dari subjek foto, maka bukaan maksimumnya mengecil menjadi f/4.5 atau lebih kecil lagi.











2 komentar: